Powered By Blogger

Belajar Yuuuukkk

Tuhan menyerukan kepada hambanya untuk membaca Dengan membaca Kita Dapat Mengetahui Apa yang Belum Kita Ketahui,,, Disamping itu, Bukalah Pengalaman Anda Melalui Mencoba,, Karena Belajar dengan Pengalaman Lebih Enak Kita Pahami

Rabu, 10 Februari 2010

Susah Memahami Pelajaran atau butuh sesuatu untuk kau ingin ketahui?
cobalah di blog ini

MISI ISLAM

Hari ini aku ngepostingin tulisannya bang Arief B. Iskandar di Edisi Alwa’ie No. 89 Tahun VIII, 1-31 januari 2008 tentang misi islam.

MISI ISLAM

Ruba’i Bin Amir melaju cepat dengan kudanya. Ia menuju perkemahan Rustum. Panglima Pasukan Kerajaan Persia saat itu. Setibanya disana, ia mendapati pembesarnya berpakaian kenegaraan. Majelis mereka dihiasi dengan hamparan permadani dan sutera yang serba mahal. Rustum duduk di singgasananya, ia memakai mahkota emas yang duhiasi dengan batu permata yang serba mahal. Sebaliknya, Ruba’i bin Amir, Panglima Pasukan kaum Muslim itu, hanya berpakaian kasar dan sederhana.
Ruba’i bin Amir langsung masuk ke perkemahan itu tanpa menghiraukan keadaan sekelilingnya. Iatetap menunggang kudanya dan membiarkannya kaki kuda itu mengotori haparan permadani yang serba mahal itu. Tiba-tiba ia berhenti, kemudian turun dari kudanya sebelum sampai di hadapan Rustum yang enantinya. Rupanya, Rustum telah sengaja memasang sebuah palang besi setinggi setengah badan. Dengan itu dia berharap Pemimpin Pasukan Muslim itu mau berjalan menghadap dirinya dengan membungkukkan badannya. Namun Ruba’i bin Amir tak kalah cerdik, Dia kemudian membalikkan tubuhnya, lalu berjalan mundur seraya membungkukkan badannya sehingga pantatnya menunggingi sang Panglima Persia itu.
Ruba’i bin Amir lalu berjalan menghadap Rustu dengan tetap menyandang tombaknya. Seketika itu pula hamparan permadani itu terkoyak-koyak oleh senjatanya. Melihat itu, para pembesar itu segera berseru, “letakkan senjata itu!”.
Rubai menjawab, “aku datang kemari hanyalah atas undangan kalian. Jika kalian suka, biarkan aku dalam keadaaanku sepert ini. kalau tidak aku pulang.”
“biarkan dia menghadap!” kata panglima Rustum.
Rustum lalu mengajukan sebuah pertanyaan, “apa yang mendorong kalian datang ke negeri kami?”.
Ruba’i bin Amir, yang berdiri tegak penuh wibawa menjawab dengan tegas, “kami datang datang untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia ke penyembahan kepada Allah; dari kesempitan ke keluasaannya; dan dari kezaliman agama-agama ke keadilan islam.”
Begitulah Ruba’i bin Amir. Ia menjelaskan bahwa kedatangan pasukan negara islam ke negeri persia bukan karena ambisi ekonomi atau politik demi mengeksploitasi bangsa/negara yang di kuasai. Sebaliknya, kedatangan mereka membawa misi luhur : memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan; menebarkankebaikan, rahmat dan hidayah; serta menerangi jalan hidup dan melenyapkan kezaliman yang membelenggu mereka. Inilah misi mulia yang di emban daulah islam dalam setiap ekspansinya.
Sebelum Ruba’i bin Amir, utusan lain yang datang kepada Rustum adalah Mughirah bin Syu’bah. Seperti di tulis oleh ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah, Mughirah bin Syu’bah juga menyampaikan jawaban yang sama ketika di tanya rusum. “dunia bukanlah tujuan kami. Cita-cita dan tujuan kami adalah akhirat. Allah telah mengutus kepada kami Rasuk dan ia berkata kepadanya (yang maknanya) : Aku telah memberikan kekuasaan kepada kaum ini (kaum muslim) atas orang-orang yang tidak tunduk pada agama-Ku.”
Rustum bertanya lagi, “Agama apakah itu?”
Mughirah bin Syu’bah menjawab, “Pilar yang tegak di atas kesaksian, bahwa idak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, serta pengakuan atas semua yang datang dari-Nya.” (ibn Katsir,Al-Bidayah wa an-Nhayah, IV/43).
Fragmen diatas setidaknya memberikan pelajaran berikut :
a. Politik luar negeri daulah islam adalah dakwah jihad. Inilah yang di praktikkan rasululah saw. Saat mengepalai pemerintah negara islam di Madnah, juga oleh Khulafaur Rasyidindan para khalifah setelah mereka sepanjang sejarah kekhilafiahan islam.
b. Ekspansi daulah islam tidaklah dimaksudkan untuk tujuan-tujuan duniawi, tetapi juga untuk tujuan-tujuan mulia : menyebarkan risalah tauhid yang substansinya adalah membebaskan manusia dari penghambaan hanya kepada penguasa manusia, Allah SWT.
Misi ideologis islam inilah yang tidak dimiliki negara-negara muslim saat ini, bahkan yang mengklaim sebagai negara islam seperti Arab Saudi, Iran dsb. Pasalnya, islammemang tidak dijadikan sebagai ideologi negara mereka. Islam paling banter hanyamenjadi falsafah negara, sementara dasar negara mereka yang sebenarnya adalahsekularisme. Wajarlah jika negara-negara muslim dunia islam saat ini tidak memiliki wibawa, bahkan harga diri di hadapan negara-negara kafir. Para penguasanya cenderung tidak mandiri. Mereka tunfuk pada kekuatan negara-negara kafir imperialis. Karena itu, alih-alih memiliki misi untuk menyebarkan risalah islam dengan dakwah dan jihad ke seluruh dunia. Untuk mencegah negara-negara mereka dari intervensi negara-negara kafir imperialispun mereka tak berdaya.
Kondisi ini sangat kontras dengan kondisi negara islam pada zaman nabi Saw, juga dengan kondisi kekhilafiahan islam pada masa khulafaur Rasyidin maupun para khilafah setelah mereka, yang begitu disegani bahkan ditakuti oleh negara-negara besar saat itu : Persia dan Romawi
Kewibawaan daulah islam atau khilafah islam di hadapan negara-negara adidaya kafir saat itu antara lain tercermin dari sikap panglima pasukan muslim, Ruba’i Bin Amir di atas. Orang-orang seperti Ruba’i Bin Amir tidak pernah kehilangan nyali ketika berhadapan dengan penguasa negara besar.
Sumber
Alwa’ie No. 89 Tahun VII, 1-31 Januai 2008

MISI ISLAM

Hari ini aku ngepostingin tulisannya bang Arief B. Iskandar di Edisi Alwa’ie No. 89 Tahun VIII, 1-31 januari 2008 tentang misi islam.

MISI ISLAM

Ruba’i Bin Amir melaju cepat dengan kudanya. Ia menuju perkemahan Rustum. Panglima Pasukan Kerajaan Persia saat itu. Setibanya disana, ia mendapati pembesarnya berpakaian kenegaraan. Majelis mereka dihiasi dengan hamparan permadani dan sutera yang serba mahal. Rustum duduk di singgasananya, ia memakai mahkota emas yang duhiasi dengan batu permata yang serba mahal. Sebaliknya, Ruba’i bin Amir, Panglima Pasukan kaum Muslim itu, hanya berpakaian kasar dan sederhana.
Ruba’i bin Amir langsung masuk ke perkemahan itu tanpa menghiraukan keadaan sekelilingnya. Iatetap menunggang kudanya dan membiarkannya kaki kuda itu mengotori haparan permadani yang serba mahal itu. Tiba-tiba ia berhenti, kemudian turun dari kudanya sebelum sampai di hadapan Rustum yang enantinya. Rupanya, Rustum telah sengaja memasang sebuah palang besi setinggi setengah badan. Dengan itu dia berharap Pemimpin Pasukan Muslim itu mau berjalan menghadap dirinya dengan membungkukkan badannya. Namun Ruba’i bin Amir tak kalah cerdik, Dia kemudian membalikkan tubuhnya, lalu berjalan mundur seraya membungkukkan badannya sehingga pantatnya menunggingi sang Panglima Persia itu.
Ruba’i bin Amir lalu berjalan menghadap Rustu dengan tetap menyandang tombaknya. Seketika itu pula hamparan permadani itu terkoyak-koyak oleh senjatanya. Melihat itu, para pembesar itu segera berseru, “letakkan senjata itu!”.
Rubai menjawab, “aku datang kemari hanyalah atas undangan kalian. Jika kalian suka, biarkan aku dalam keadaaanku sepert ini. kalau tidak aku pulang.”
“biarkan dia menghadap!” kata panglima Rustum.
Rustum lalu mengajukan sebuah pertanyaan, “apa yang mendorong kalian datang ke negeri kami?”.
Ruba’i bin Amir, yang berdiri tegak penuh wibawa menjawab dengan tegas, “kami datang datang untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia ke penyembahan kepada Allah; dari kesempitan ke keluasaannya; dan dari kezaliman agama-agama ke keadilan islam.”
Begitulah Ruba’i bin Amir. Ia menjelaskan bahwa kedatangan pasukan negara islam ke negeri persia bukan karena ambisi ekonomi atau politik demi mengeksploitasi bangsa/negara yang di kuasai. Sebaliknya, kedatangan mereka membawa misi luhur : memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan; menebarkankebaikan, rahmat dan hidayah; serta menerangi jalan hidup dan melenyapkan kezaliman yang membelenggu mereka. Inilah misi mulia yang di emban daulah islam dalam setiap ekspansinya.
Sebelum Ruba’i bin Amir, utusan lain yang datang kepada Rustum adalah Mughirah bin Syu’bah. Seperti di tulis oleh ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah, Mughirah bin Syu’bah juga menyampaikan jawaban yang sama ketika di tanya rusum. “dunia bukanlah tujuan kami. Cita-cita dan tujuan kami adalah akhirat. Allah telah mengutus kepada kami Rasuk dan ia berkata kepadanya (yang maknanya) : Aku telah memberikan kekuasaan kepada kaum ini (kaum muslim) atas orang-orang yang tidak tunduk pada agama-Ku.”
Rustum bertanya lagi, “Agama apakah itu?”
Mughirah bin Syu’bah menjawab, “Pilar yang tegak di atas kesaksian, bahwa idak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, serta pengakuan atas semua yang datang dari-Nya.” (ibn Katsir,Al-Bidayah wa an-Nhayah, IV/43).
Fragmen diatas setidaknya memberikan pelajaran berikut :
a. Politik luar negeri daulah islam adalah dakwah jihad. Inilah yang di praktikkan rasululah saw. Saat mengepalai pemerintah negara islam di Madnah, juga oleh Khulafaur Rasyidindan para khalifah setelah mereka sepanjang sejarah kekhilafiahan islam.
b. Ekspansi daulah islam tidaklah dimaksudkan untuk tujuan-tujuan duniawi, tetapi juga untuk tujuan-tujuan mulia : menyebarkan risalah tauhid yang substansinya adalah membebaskan manusia dari penghambaan hanya kepada penguasa manusia, Allah SWT.
Misi ideologis islam inilah yang tidak dimiliki negara-negara muslim saat ini, bahkan yang mengklaim sebagai negara islam seperti Arab Saudi, Iran dsb. Pasalnya, islammemang tidak dijadikan sebagai ideologi negara mereka. Islam paling banter hanyamenjadi falsafah negara, sementara dasar negara mereka yang sebenarnya adalahsekularisme. Wajarlah jika negara-negara muslim dunia islam saat ini tidak memiliki wibawa, bahkan harga diri di hadapan negara-negara kafir. Para penguasanya cenderung tidak mandiri. Mereka tunfuk pada kekuatan negara-negara kafir imperialis. Karena itu, alih-alih memiliki misi untuk menyebarkan risalah islam dengan dakwah dan jihad ke seluruh dunia. Untuk mencegah negara-negara mereka dari intervensi negara-negara kafir imperialispun mereka tak berdaya.
Kondisi ini sangat kontras dengan kondisi negara islam pada zaman nabi Saw, juga dengan kondisi kekhilafiahan islam pada masa khulafaur Rasyidin maupun para khilafah setelah mereka, yang begitu disegani bahkan ditakuti oleh negara-negara besar saat itu : Persia dan Romawi
Kewibawaan daulah islam atau khilafah islam di hadapan negara-negara adidaya kafir saat itu antara lain tercermin dari sikap panglima pasukan muslim, Ruba’i Bin Amir di atas. Orang-orang seperti Ruba’i Bin Amir tidak pernah kehilangan nyali ketika berhadapan dengan penguasa negara besar.
Sumber
Alwa’ie No. 89 Tahun VII, 1-31 Januai 2008
sebagai seorang guru, kita tidak bisa lupa akan RPP (Rencana Pelaksanaan Pelajaran). dengan RPP Kita bisa merencanakan apa saja yang akan kita lakukan dalam pembelajaran.
pengen tahu gimana cara membuat RPP yang baik dan Benar???
nih kisi-kisinya,,,,,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)



A. IDENTITAS
Identitas sekolah berisikan hal-hal berikut :
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas :
Semester :
Waktu :
Standar kompetensi :
Kompetensi dasar :
Indikator:
Kurang Jelas???
Nama Sekolah di isi dimana tempat anda mengajar, kemudian Mata Pelajaran didisi Dengan Mata Pelajaran yang akan di buat rencana Pembelajarannya, begitu juga dengan Kelas dna Semester. untuk alokasi waktu, kita sesuaikan dengan waktu yang di perlukan, namun biasanya waktu yang di pakai kira-kira 2 x 45 Menit.
Nah, standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar akan mudah jika anda mempunyai Ssilabus Pembelajaran. saat ini banyak buku yang mencantumkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam penerbitan buku-buku paketnya, kalau anda g ingin susah nyontek saja di situ, hehehehe
untuk Indikator, diisikan dengan ringkasan sub baba yang akan di ajarkan. nah kalo kurang Jelas, anda bisa cari di Om Google.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran ini di ambil dari Indikator yang ada, maksudnya tujuan kita mengajar dan tujuan yang ingin di capai sesuai dengan indikator yang ada.

C. MATERI POKOK
nah,,, kalo udah di materi pokok, anda uraikan saja secara singkat materi yang akan di ajarkan.

D. METODE PEMBELAJARAN
kalo udah masuk disini tentunya lebih asyikkk. metode pembelajaran ini diisi dengan metode pembelajran yang sesuai dengan Mata Pelajaran anda,,, entah STAD, JIGSAW, Pembelajaran Langsung, dll.

F.SKENARIO PEMBELAJARAN
kalo skenatio pembelajran, kalian ambil dari metode pembelajran yang anda Gunakan,
G.MEDIA DAN SUMBER
Media :
media diisi dengan media yang ingin anda pakai, misalnya OHP, LCD, Alam Sekitar dll.
Sumber :
Sumber pembelajaran anda bisa pakai buku-buku paket pembelajaran, kalupun anda ingin pakai sumber pembelajaran lain bisa saja, misalnya pak Polisi, Penjual, Pembeli, dll, tapi sesuaikan dengan Pelajaran dan Tujuan Pembelajaran yaaaaaaaaaaa.

bagian akhir adalah pengesahan, yang pastinya anda sudah tahu siapa-siapa yang harus mengesahkan RPP anda, kalo g tahu,,, Buang Jauh-jauh fikiran anda kalau mau jadi Guru... wkwkwkwkwk


mudah kan,,,,
kalo saya bisa, Kalian Pasti Bisa!!!

Manajemen Strategi

assalamualaikum,,,
hari ini aku ngepostingin tentang manajemen strategik. jika anda anda dapet Mata Kuliah ini, anda bisa jadikan Referensi tambahan untuk memahami Mata Kuliah Anda.
postingan kali ini, saya ambil dari bukunya Pak Prof. Dr. Akdon, M.Pd, Strategic Management For Educational Management.
simak yaaaaaaaa



1. Pengertian
untuk memahami lebih lanjut tentang manajemen strategi, kita lebih dhulu mengetaui apa oengertian dari manajemen strategi tersebut. manajemen strategi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan strategi. dari dua unsur kata tersebut kita bedah satu persatu pengertiannya.
a. manajemen
Manajemen merupakan merupakan Proses POAC (Planing, Orgnaizing, Actuating, dan Controling) untuk mencapai tujuan bersama.
pandangan para pakar :
Menurut Holt (Dalam Akdon, 2007 : 3) "Managemen is the process of Planning, Organizing, Leading, and controling that encompasses human, Material, Financial and information resources is an organizational envirountment".
berhubung aku g tau bahasa inggris, kalian terjemahkan saja artinya yaaaaaa
b. strategi
strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang
1. Chandler (1962)
strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perushaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
2. Learned, Christensen, Andrew, dan Guth (1965) ;
strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada
(Fredi Rangkuti 1997 : 3)
untuk lebih jelasnya lagi buka j bukunya Fredi Rangkuti, tentang analisis SWOT

jadi, manajemen strategi merupakan alat utuk mencapai tujuan, melalui proses POAC. wah gak ngeceng pengertiannya,,, sebagai pemula maklui aja yaaaaaa
para ahli mendefinisikan manajemen strategi sebagai berikut :
1. menurut Wahyudi (dalam Akdon : 2007 : 5) mengemukakan bahwa "manajemen stratgik adalah suatu seni dalam ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) tentnag keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang".
2. menurut Akdon, manajemen strategik adalah proses yang berkesinambungan dimulai dari perumusan strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan, kemudian bergerak kearah suatu peninjauan kembali dan penyempurnaan strategik tersebut, karena keadaan di dalam dan diluar perusahaan / organisasi yang selalu berubah-ubah.
3. Guek & Jauch (dalam Akdon, 2007 : 5) Manajemen strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. proses manajemen strategi ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi
4. Hunger & Wheelen (dalam Akdon 2007 : 6) manajemen strategik adalah serangkaian dari dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau perencanaan strategik, Pelaksanaan atau implementasi, dan evaluasi.



Sumber :
Akdon, 2007. Strategic Management For Educational Management, Alfabeta : Bandung
Fredy Rangkuti, 2007. Analisi SWOT, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Jumat, 05 Februari 2010

Teladan


Hari ini aku ngepostingin tulisannya bang Arief B. Iskandar di Edisi Alwa’ie No. 89 Tahun VIII, 1-31 januari 2008 tentang misi islam.
MISI ISLAM
Ruba’i Bin Amir melaju cepat dengan kudanya. Ia menuju perkemahan Rustum. Panglima Pasukan Kerajaan Persia saat itu. Setibanya disana, ia mendapati pembesarnya berpakaian kenegaraan. Majelis mereka dihiasi dengan hamparan permadani dan sutera yang serba mahal. Rustum duduk di singgasananya, ia memakai mahkota emas yang duhiasi dengan batu permata yang serba mahal. Sebaliknya, Ruba’i bin Amir, Panglima Pasukan kaum Muslim itu, hanya berpakaian kasar dan sederhana.
Ruba’i bin Amir langsung masuk ke perkemahan itu tanpa menghiraukan keadaan sekelilingnya. Iatetap menunggang kudanya dan membiarkannya kaki kuda itu mengotori haparan permadani yang serba mahal itu. Tiba-tiba ia berhenti, kemudian turun dari kudanya sebelum sampai di hadapan Rustum yang enantinya. Rupanya, Rustum telah sengaja memasang sebuah palang besi setinggi setengah badan. Dengan itu dia berharap Pemimpin Pasukan Muslim itu mau berjalan menghadap dirinya dengan membungkukkan badannya. Namun Ruba’i bin Amir tak kalah cerdik, Dia kemudian membalikkan tubuhnya, lalu berjalan mundur seraya membungkukkan badannya sehingga pantatnya menunggingi sang Panglima Persia itu.
Ruba’i bin Amir lalu berjalan menghadap Rustu dengan tetap menyandang tombaknya. Seketika itu pula hamparan permadani itu terkoyak-koyak oleh senjatanya. Melihat itu, para pembesar itu segera berseru, “letakkan senjata itu!”.
Rubai menjawab, “aku datang kemari hanyalah atas undangan kalian. Jika kalian suka, biarkan aku dalam keadaaanku sepert ini. kalau tidak aku pulang.”
“biarkan dia menghadap!” kata panglima Rustum.
Rustum lalu mengajukan sebuah pertanyaan, “apa yang mendorong kalian datang ke negeri kami?”.
Ruba’i bin Amir, yang berdiri tegak penuh wibawa menjawab dengan tegas, “kami datang datang untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia ke penyembahan kepada Allah; dari kesempitan ke keluasaannya; dan dari kezaliman agama-agama ke keadilan islam.”
Begitulah Ruba’i bin Amir. Ia menjelaskan bahwa kedatangan pasukan negara islam ke negeri persia bukan karena ambisi ekonomi atau politik demi mengeksploitasi bangsa/negara yang di kuasai. Sebaliknya, kedatangan mereka membawa misi luhur : memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan; menebarkankebaikan, rahmat dan hidayah; serta menerangi jalan hidup dan melenyapkan kezaliman yang membelenggu mereka. Inilah misi mulia yang di emban daulah islam dalam setiap ekspansinya.
Sebelum Ruba’i bin Amir, utusan lain yang datang kepada Rustum adalah Mughirah bin Syu’bah. Seperti di tulis oleh ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah, Mughirah bin Syu’bah juga menyampaikan jawaban yang sama ketika di tanya rusum. “dunia bukanlah tujuan kami. Cita-cita dan tujuan kami adalah akhirat. Allah telah mengutus kepada kami Rasuk dan ia berkata kepadanya (yang maknanya) : Aku telah memberikan kekuasaan kepada kaum ini (kaum muslim) atas orang-orang yang tidak tunduk pada agama-Ku.”
Rustum bertanya lagi, “Agama apakah itu?”
Mughirah bin Syu’bah menjawab, “Pilar yang tegak di atas kesaksian, bahwa idak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, serta pengakuan atas semua yang datang dari-Nya.” (ibn Katsir,Al-Bidayah wa an-Nhayah, IV/43).
Fragmen diatas setidaknya memberikan pelajaran berikut :
  1. Politik luar negeri daulah islam adalah dakwah jihad. Inilah yang di praktikkan rasululah saw. Saat mengepalai pemerintah negara islam di Madnah, juga oleh Khulafaur Rasyidindan para khalifah setelah mereka sepanjang sejarah kekhilafiahan islam.
  2. Ekspansi daulah islam  tidaklah dimaksudkan untuk tujuan-tujuan duniawi, tetapi juga untuk tujuan-tujuan mulia : menyebarkan risalah tauhid yang substansinya adalah membebaskan manusia dari penghambaan hanya kepada penguasa manusia, Allah SWT.
Misi ideologis islam inilah yang tidak dimiliki negara-negara muslim saat ini, bahkan yang mengklaim sebagai negara islam seperti Arab Saudi, Iran dsb. Pasalnya, islammemang tidak dijadikan sebagai ideologi negara mereka. Islam paling banter hanyamenjadi falsafah negara, sementara dasar negara mereka yang sebenarnya adalahsekularisme. Wajarlah jika negara-negara muslim dunia islam saat ini tidak memiliki wibawa, bahkan harga diri di hadapan negara-negara kafir. Para penguasanya cenderung tidak mandiri. Mereka tunfuk pada kekuatan negara-negara kafir imperialis. Karena itu, alih-alih memiliki misi untuk menyebarkan risalah islam dengan dakwah dan jihad ke seluruh dunia. Untuk mencegah negara-negara mereka dari intervensi negara-negara kafir imperialispun mereka tak berdaya.
Kondisi ini sangat kontras dengan kondisi negara islam pada zaman nabi  Saw, juga dengan kondisi kekhilafiahan islam pada masa khulafaur Rasyidin maupun para khilafah setelah mereka, yang begitu disegani bahkan ditakuti oleh negara-negara besar saat itu : Persia dan Romawi
Kewibawaan daulah islam atau khilafah islam di hadapan negara-negara adidaya kafir saat itu antara lain tercermin dari sikap panglima pasukan muslim, Ruba’i Bin Amir di atas. Orang-orang seperti Ruba’i Bin Amir tidak pernah kehilangan nyali ketika berhadapan dengan penguasa negara besar.


Sumber
Alwa’ie No. 89 Tahun VII, 1-31 Januai 2008

Kamis, 04 Februari 2010

Pengertian Akuntansi

Kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris yaitu to account, artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Definisi akuntansi menurut American Accounting Association adalah “... proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.